Bencana “Asap”: Peringatan, Ujian, atau Azab bagi kita????
Bencana memberikan pesan berulang ulang dalam bentuk yang berbeda beda: genpa, tsunami, kebakaran, tanah longsor, banjir, wabah penyakit, dan asap. Bencana menguji kita, menakar solidaritas, dan mengukur kesabaran kita semua. Bencana adalah pesan Allah Swt. yang di sampaikan kepada kita semua dengan berbagai tujuan. Setidaknya bencana dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu sebagai peringatan, ujian, atau azab. Ketiganya menunjukkan hal yang berbeda.
Jika bencana asap adalah peringatan Allah Swt. ini menunjukkan adanya pertentangan perilaku baik dan buruk dalam masyarakat. Di satu sisi, sebagian masyarakat bersemangat menjalankan syariat Islam, namun di lain pihak sebagian lagi menggiat perilaku dosa. Misalnya, korupsi terus di basmi, dikutuk, dan dicaci maki, tapi diam diam korupsi juga di biarkan, di suburkan, dan dibagi rata. Contoh yang lain sebagian masyarakat mengadakan penghijauan sebagian lagi merusak alam seperti illegal loging pembakaran hutan untuk menghemat pembiayaan untuk pembersihan lahan. Dengan demikian bencana sebagai peringatan di tujukan kepada orang yang saleh secara individu harus mengembangkan kesalehan secara sosial dan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Peringatan di buat agar jangan smapai perilaku dosa secara bersam dapat mengalahkan kebaikan yang ada di masyarakat.
“Takutlah kamu kepada fitnah yang tidak hanya akan menimpa orang-orang yang zalim di antara kamu (Q.S Al-Anfal:25)
Jika bencana asap merupakan ujian, maka di tujukan untuk orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Layaknya sebuah ujian, orang yang beriman ditempa kesabarannya untuk menjadi umat pilihan yang tangguh menghadai cobaan di masa mendatang.
“apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan(saja) mengatakan: kami telah beriman sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhya dia mengetahui orang-orang yan dusta(Q.S Al-ankabut:1-3)
Namun jika bencana asap adalah azab, ini di tujukan kepada pelaku dosa, baik secara jumlah maupun bobot, yang boleh jadi dilakukan secara tersembunyi.
Q.S. Ar Rum, 30 : 41 – 42 adalah :
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (41)
Katakanlah (Muhammad), “ Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (42)
Apa pun persepsi kita tentang bencana, yang jauh lebih penting adalah perlunya pemahaman bahwa peristiwaalam ini memiliki hubungan dengan perilaku kita secara bersama. Dalam konteks hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah) mari kita jadikan bencana tersebut pengingat dan evaluasi atas tingkat ketaatan kita kepada Allah Swt. dan dalam konteks hablumminannaas (hubungan manusia dengan manusia lainnya), perlunya kita menggugah kembali semangat solidaritas sosial, kepedulian kita terhadap sesama. Seterusnya dalam konteks hablumminalalaam (hubungan manusia dengan alam) mengingatkan kita semua betapa pentingnya kita menjaga dan melestarikan alam demi kelangsungan hidup kita bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.