Rasulullah Saw selalu hidup dalam kesederhanaan, Beliau memiliki jiwa tawadhu (rendah hati, tidak sombong) dan bersahaja di saat sebenarnya Beliau bisa saja hidup dengan kemewahan. Kecintaan para sahabat kepada Rasulullah sungguh luar biasa sehingga secara kehidupan duniawi tidak mungkin Beliau berkekurangan.
Sikap hidup sederhana yang merupakan pilihan hidup Nabi ini kemudian menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin hebat dalam sejarah Islam. Rasulullah Saw pun tidak mau menyusahkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, padahal dia sosok yang sangat dijunjung tinggi oleh umat Islam.
Suatu hari, Rasulullah Saw sedang menjadi imam shalat berjamaah. Para sahabat yang menjadi makmum waktu shalat itu mendengar bunyi benturan benda keras berasal dari Rasulullah Saw. Bunyi itu muncul setiap Rasulullah Saw menjalankan rukun shalat dari satu gerakan ke gerakan yang lain.
Bunyi itu menyebabkan para sahabat merasa khawatir dengan kondisi Rasulullah Saw, jika ternyata dia sedang dalam keadaan sakit. Akhirnya, salah seorang sahabat, Umar bin Khattab waktu itu, memberanikan diri bertanya kepada Rasulullah Saw.
“Ya Rasulullah, kami melihat engkau seperti sedang menanggung penderitaan sangat berat. Apakah engkau sakit, Ya Rasulullah?” tanya Umar.
“Tidak, Umar, Alhamdulillah, saya dalam keadaan sehat,” jawan Rasulullah.
Tetapi, jawaban Rasulullah ternyata tidak membuat Umar bin Khattab merasa lega. Umar bin Khattab pun melanjutkan pertanyaanya,
“Mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuh, kami mendengar bunyi seperti sendi yang bergesekan di tubuhmu? Kami yakin engkau pasti dalam keadaan sakit,”
Mendengar perkataan Umar bin Khattab, Rasulullah Saw kemudian mengangkat bajunya atau jubahnya dan menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi. Perut Rasulullah Saw terlihat dililit kain yang di dalamnya terdapat batu kerikil.
Rasulullah Saw melilitkan batu itu untuk mengganjal perut agar tidak merasa lapar. Hal itu membuat para sahabat kaget melihat apa yang dikerjakan oleh Rasulullah Saw.
“Ya Rasulullah, Adakah bila engkau lapar dan tidak punya makanan, kami tidak bisa mendapatkannya untukmu?” kata Umar.
Rasulullah Saw pun menjawab pertanyaan Umar bin Khattab sambil tersenyum,
“Tidak, para sahabatku. Saya tahu, apapun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah yang akan saya jawab di hadapan Allah nanti, jika saya sebagai pemimpin malah menjadi beban bagi umatnya? Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah dari Allah, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia, lebih-lebih di akhirat kelak, ”
Demikianlah sahabat bacaan madani kisah Rasulullah Saw mengikatkan atau melilitkan batu di perut agar tidak merasa lapar. Hal yang di kerjakan Rasulullah Saw ini memberikan contoh kepada sahabat dan umat Islam tentunya agar hidup sederhana. Walaupun kita sendiri seorang pejabat negara atau orang kaya sekali pun. Hidup sederhana ini sudah di contohkan oleh Rasulullah Saw. (Kisah Teladan Rasulullah dalam Ibadah)
Sikap hidup sederhana yang merupakan pilihan hidup Nabi ini kemudian menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin hebat dalam sejarah Islam. Rasulullah Saw pun tidak mau menyusahkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, padahal dia sosok yang sangat dijunjung tinggi oleh umat Islam.
Suatu hari, Rasulullah Saw sedang menjadi imam shalat berjamaah. Para sahabat yang menjadi makmum waktu shalat itu mendengar bunyi benturan benda keras berasal dari Rasulullah Saw. Bunyi itu muncul setiap Rasulullah Saw menjalankan rukun shalat dari satu gerakan ke gerakan yang lain.
Bunyi itu menyebabkan para sahabat merasa khawatir dengan kondisi Rasulullah Saw, jika ternyata dia sedang dalam keadaan sakit. Akhirnya, salah seorang sahabat, Umar bin Khattab waktu itu, memberanikan diri bertanya kepada Rasulullah Saw.
“Ya Rasulullah, kami melihat engkau seperti sedang menanggung penderitaan sangat berat. Apakah engkau sakit, Ya Rasulullah?” tanya Umar.
“Tidak, Umar, Alhamdulillah, saya dalam keadaan sehat,” jawan Rasulullah.
Tetapi, jawaban Rasulullah ternyata tidak membuat Umar bin Khattab merasa lega. Umar bin Khattab pun melanjutkan pertanyaanya,
“Mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuh, kami mendengar bunyi seperti sendi yang bergesekan di tubuhmu? Kami yakin engkau pasti dalam keadaan sakit,”
Mendengar perkataan Umar bin Khattab, Rasulullah Saw kemudian mengangkat bajunya atau jubahnya dan menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi. Perut Rasulullah Saw terlihat dililit kain yang di dalamnya terdapat batu kerikil.
Rasulullah Saw melilitkan batu itu untuk mengganjal perut agar tidak merasa lapar. Hal itu membuat para sahabat kaget melihat apa yang dikerjakan oleh Rasulullah Saw.
“Ya Rasulullah, Adakah bila engkau lapar dan tidak punya makanan, kami tidak bisa mendapatkannya untukmu?” kata Umar.
Rasulullah Saw pun menjawab pertanyaan Umar bin Khattab sambil tersenyum,
“Tidak, para sahabatku. Saya tahu, apapun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah yang akan saya jawab di hadapan Allah nanti, jika saya sebagai pemimpin malah menjadi beban bagi umatnya? Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah dari Allah, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia, lebih-lebih di akhirat kelak, ”
Demikianlah sahabat bacaan madani kisah Rasulullah Saw mengikatkan atau melilitkan batu di perut agar tidak merasa lapar. Hal yang di kerjakan Rasulullah Saw ini memberikan contoh kepada sahabat dan umat Islam tentunya agar hidup sederhana. Walaupun kita sendiri seorang pejabat negara atau orang kaya sekali pun. Hidup sederhana ini sudah di contohkan oleh Rasulullah Saw. (Kisah Teladan Rasulullah dalam Ibadah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.