Mimpi adalah sesuatu yang terlihat atau di alami manusia pada waktu tidur. Mimpi yang di alami seseorang adakalanya benar atau tidak benar. Mimpi bukannya hanya di alami manusia awam, akan tetapi para Nabi pun mengalami mimpi. Mimpi yang di alami seseorang ada yang sifatnya menyenangkan adakalanya menakutkan dan menyedihkan. Misalnya mimpi ketemu orang yang kita sayangi, mimpi ketemu makhluk yang kita takuti dan lain sebagainya. Mimpi orang awam kebanyakan karena campur tangan syaitan.Sedangkan mimpi para Nabi dan Rasul adalah merupakan mimpi petunjuk, pertanda atau wahyu dari Allah swt. Sebagaimana di jelaskan dalam Al-Qur’an, yang artinya,
“(yaitu) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS Al-Anfal : 43)
Dalam ajaran agama Islam mimpi yang di alami diwaktu tidur, tidak dibenarkan menceritakannya kepada orang lain. Apakah mimpi yang benar atau mimpi yang tidak benar. Ini penjelasaan dua mimpi tersebut,
1. Mimpi yang baik atau benar.
Ketika seseorang mengalami mimpi yang benar, hendaklah ia memuji Allah dan memohon kepadanya agar merealisasikannya dan jangan menceritakan kepada orang lain kecuali kepada orang yang di cintainya dan mencintainya. Oleh sebab itu ketika, Nabi yusuf bermimpi melihat matahari, bulan, dan sebelas bintang bersujud kepadanya, ia menceritakannya kepada bapaknya.
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS Yusuf : 5)
Dari Abu Qatadah Ra, mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Mimpi yang benar berasal dari Allah, sedangkan mimpi yang merupakan bunga tidur berasal dari syaitan. Jika diantara kamu bermimpi sesuatu yang disukainya, hendaklah ia tidak menceritakannya kecuali kepada orang yang dicintainya. Tetapi jika ia bermimpi sesuati yang di bencinya, maka hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari keburukannya dan dari keburukan syetan, dan supaya meludah tiga kali serta tidak menceritakannya kepada siapa pun. Sesungguhnya mimpi tersebut tidak akan membahayakan.” (HR Muttafaq ‘alaih)
Berdasarkan firman Allah SWT. dan hadits Rasulullah tersebut, ketika seseorang mengalami mimpi yang benar, hendaknya ia memuji Allah dan memohon kepadanya agar merealisasikannya dan jangan menceritakannya kepada orang lain kecuali kepada orang yang ia cintai dan mencintainya. Menceritakan mimpi yang benar terhadap orang yang dicintai tujuannya supaya ia berbahagia dengan kebahagian tersebutu dan mendoakan agar mendapat kebaikan tersebut. Kita dilarang untuk menceritakan mimpi benar kepada orang yang tidak kita cintai atau menyukai kita. Supaya ia tidak mengganggu arah mimpi tersebut dengan pentakwilan yang berdasarkan hawa nafsu, atau berusaha menghilangkan nikmat Allah SWT. karena dengki kepadanya.
2. Mimpi yang tidak benar.
Mimpi yang tidak benar atau buruk berasal dari syaitan. jika seseorang mengalami mimpi buruk dilarang juga menceritakannya kepada orang lain . Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda,
“Jika salah seorang kalian melihat mimpi buruk maka hendaklah ia bangkit melaksanakan shalat dan jangan ia ceritakan kepada orang-orang,” (HR Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Usamah, ia berkata, “Aku pernah melihat sebuah mimpi yang membuat aku sakit hingga aku mendengar Qatadah berkata, ‘Aku pernah melihat sebuah mimpi yang membuat aku sakit hingga aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Mimpi baik berasal dari Allah. Jika salah seorang kalian melihat apa yang kalian sukai maka janganlah ia ceritakan mimpi tersebut kecuali kepada orang yang menyukainya saja dan jika ia melihat mimpi yang tidak ia sukai maka hendaklah ia meminta perlindungan kepada Alloh dari kejahatan mimpi tersebut dan dari kejahatan syaitan, kemudian meludah lah tiga kali dan jangan ia ceritakan kepada siapapun, sebab mimpi itu tidak akan mendatangkan kemudharatan,” (HR Bukhori dan Muslim).
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a,
“Bahwasanya Rasulullah SAW didatangi seorang Arab Badui dan berkata, ‘Aku bermimpi bahwa kepalaku dipenggal lalu akui mengikuti kepalaku yang menggelinding.’ Kemudian Nabi saw. mencela Arab Badui tersebut dan bersabda, ‘Jangan engkau ceritakan kisah syaitan yang mempermainkanmu disaat engkau tidur,” (HR Muslim).
Berdasarkan hadits Rasulullah SAW di atas, ketika seseorang mengalami mimpi buruk, maka tidak dibolehkan juga menceritakannya kepada orang lain. Sebab ditakutkan orang lain akan mentakwilkan dengan caranya masing-masing sehingga menimbulkan kegelisahan dan rasa takut bagi orang yang mimpi buruk tersebut.
Akan tetapi Rasulullah menganjurkan bagi yang melihat mimpi yang buruk atau tidak ia sukai, hendaklah ia melaksanakan apa yang tercantum dalam sunnah untuk mengusir was-was dan menolak tipu daya syaitan. Yaitu: melaksanakan shalat, memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan mimpi dan kejahatan syaitan, meludah ke sebelah kiri sebanyak tiga kali dan mengubah posisi tidur dari posisi semula.
Baca Juga: Tiga Fakta Mimpi
wah judulnya menyebar fitnah nih..
BalasHapusMimpi itu boleh diceritakan.
Mimpi buruk dilarang diceritakan jika yg mendengar itu imannya lemah.
Ganti tuh judulnya, justru ente yg sebar fitnah.
LOLZZZZ
HapusKalau penulis menuliskan berdasarkan hadist.. nah anda bilang boleh kecuali kepada yg imannyablemah dasarnya apa?
HapusSilahkan saudara baca dulu. kok saudara malah munuduh menyebar fintah.
BalasHapusmakanya baca dari awal sampe akhir fachrudin . labil! emosi mu tidak bisa dijaga . tak pantas jadi imam yang kuat
BalasHapusmakanya baca dari awal sampe akhir fachrudin . labil! emosi mu tidak bisa dijaga . tak pantas jadi imam yang kuat
BalasHapusbagus ya akhi....semoga menjadi manfaat untuk semuanya. hanya org yg kurang paham saja.
BalasHapusBaca dulu dengan tuntas mas fahrudin saya sama sependapat dengan mbak dita
BalasHapusBenar...datangnya dari hati tulus...kita banyak membaca akan paham makna kehidupan menunju kematian.
BalasHapusTerima kasih informasinya Pak
BalasHapusMaha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
BalasHapusMasyaallah. Alhamdulillah.
BalasHapussaya baru saja mimpi sangat buruk dan menjijikkan, ingin ceritakan kepada keluarga tp takut fitnah dan dianggap menyukainya.
BalasHapuskejadiannya jam 3.05 malam kondisi sedang hujan gerimis, posisi tidur miring ke kiri dari situ saya seperti erep-erep(sleeping paralyze), tidak bisa bangun lalu saya baca surat an-nas setelah itu saya berkata "jin"
barulah saya bisa melihat tp setengah melek yang menakutkan kondisi setengah melek ada satu bentuk bayangan tangan dengan jari² panjang lalu seperti ada bayangan gumpalan tanah seukuran segenggaman tangan yang banyak jatuh didepan mata dan setelah itu saya usaha sentakan badan baru bisa melek dan duduk.
Saran BG,sebaiknya jika langkah yang harus dilakukan itu apa bila sudah di gerakkan badan,gerakkan saja jari kaki insyaallah akan segera bergerak seluruh anggota tubuh kita
Hapusamalkan apa yg Raśulullah sallaĺlahu 'alaihïwasallam perintahkañ dan apa yg beliau larang apabila kita melihat mimpi baik/buruk.
BalasHapusAuthor saya mau nanya nih.
BalasHapusKalo kita sholat istiqarah kan agar dapat petunjuk dari allah swt dan biasanya petunjuk nya itu datang dari mimpi. pertanyaan saya boleh atau tidak kalo mimpi yang kita dapatkan itu diceritakan kpada orang lain??
Terus apa kita harus mempercayai mimpi tersebut kebenarannya??
Imo selama saya solat istikharah yg saya alami 90% jawabannya bukan mimpi, tp jalan hidup.
HapusContoh apakah dia wanita yg baik untuk di nikahi, setelah kita shalat istikharah kontinyu sampe beberapa hari, atas seijin allah kita akan melihat sifat wanita itu aslinya, untuk sebagai baham pertimbangan.
Kalo mimpi saya yakin gak semua orang inget mimpinya, kecuali mimpi pas dia sebelum bangun, itu mungkin hanya beberapa menit.
Assalamu'alaikum author saya mau nanya, kan itu kalau mimpi buruk dan semacam petunjuk yangbtdk boleh di ceritakan lalu bagaimana dgn mimpi yg baik baik saja?
BalasHapusKan udah dijelaskan tadi BG,mimpi baik boleh diceritakan kepada orang yang kita cintai,agar kita merasakan gembira,ABG gak baca ya
BalasHapusOh thanks, ini sangat membantu
BalasHapus